MENUNGGUMU MENEPATI JANJI (WAKTU)
Adalah Menteri disalah satu departemen beberapa bulan yang lalu dengan menahan malu menerima kritik dari seorang tamunya -menteri
Jepang- ketika telat
menghadiri pertemuan yang telah disepakati. Alasan Menteri telat tersebut karena kemacetan lalu-lintas…”apa perlu bantuan pemerintah Jepang
membenahi jalanan di Indonesia?” seru menteri dari Jepang diplomatis.(detik.com)
Menelisik perihal menepati janji atau menepati waktu sebenarnya adalah kebiasaan
terpuji dan budaya bangsa yang berperadaban tinggi, juga adalah ikon
pribadinya para Rasul Allah dan orang shaleh.
Dalam al-Quran (Maryam 41 dan 54)
Allah memuji dan menggelari nabi Ibrahim dan Ismail masing-masing sebagai صادق
الوعد (sang penepat janji). Demikian pula Nabi Musa alaihissalam yang
telah menepati janjinya terhadap mertua beliau nabi Syuaib, untuk bekerja
selama delapan tahun bahkan lebih, nabi Yusuf alaihissalam menepati janjinya mengurus
kekayaan berupa pangan negara hingga selamat dari bahaya musim paceklik
berkepanjangan. Nabi kita Nabi Muhammad
salallahu alaihiwasallam digelari al-amin karena mulianya menepati janji dalam
memikul amanah.
Bila dicermati keberhasilan seseorang dalam menepati janji,
terletak pada penghargaan orang tersebut terhadap waktu. Semakin akurat
pemanfaatan waktu seseorang maka akan semakin barhasil orang tersebut menepati
janji dari waktu yang dia tentukan.
Dibalik jubah orang-orang sukses selalu terselip
kedisiplinan mereka dalam mengatur waktu. Syauqi seorang penyair mesir berkata:
إن الحياة دقائق وثوانى
“hidup itu
adalah detakan menit dan detik”.
Nah berati tubuh kita ini bagaikan materi yang terdiri dari sejumlah
hari pekan dan bulan, yang akan terlepas pergi perlahan
setiap berlalunya hari-hari itu…ketika tiba di titik ending, tidak ada yang tersisa kecuali hanyalah kematian….
Hari ini bilamana kita membuat janji pada jam sekian..terkadang ada
pertanyaan apakah kita memakai jamnya Inggris atau memakai jamnya orang timur? (baca:
orang kita)…??
Ironis memang padahal Islam ini mengajari kita untuk selalu
menepati waktu… janganlah berbuka puasa kecuali kalau sudah masuk
waktu…rangkaian sholat fardu dan solat sunnah juga diikat dengan waktu, sampai
tak ada ritual ibadah pun kecuali dilaksanakan tepat pada waktu.
… إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا }
[النساء:103]
“Sesungguhnya Sholat itu ditentukan waktunya bagi
orang-orang mukmin”
Selayang kalau kita amati kebiasaan mengingkari janji ternyata
adalah penyakitnya para musuh Allah, di saf depannya ada firaun laknatullah saking seringnya
mengingkari janji hingga muncul istilah “tobatnya firaun” sehari
bertobat sehari kemudian bermaksiat dan seterusnya. kemudian mengikuti
dibelakangnya para pecandu dosa termasuk bangsa Israel hari ini yang manusia sedunia mengakui bahwa mereka amat ingkar akan
janji-janji mereka.
Pertanyaannya di barisan saf manakah kita berada? Karena memenuhi
janji tidaklah semudah kita mengucapkannya!
Saking mulianya perilaku
menepati janji, Allah ta’ala mensifati satu diantara Sifat-sifat-Nya
Yang Maha Sempurna adalah Maha Menepati Janji firman-Nya:
رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ
النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ (آل
عمران:9)
“Wahai Rabb kami sesungguhnya Engkaulah yang mengumpulkan manusia
di hari –kiamat- yang tidak diragukan lagi (terjadi), sesungguhnya Allah Tidak
(perna) Mengingkari Janji”. Waalahuta’ala a’lamu.
(Abu Sumayyah Lauma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar