LEDAKAN PARTISIPASI
Sejarah mencatat tentang banyaknya peperangan yang diikuti oleh Rasulullah, salah satu di antaranya adalah perang Tabuk. Perang yang berlangsung pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriah, di puncak musim panas, dan ketika orang-orang menghadapi kehidupan yang sangat sulit, dan pada saat yang sama, buah-buahan di Madinah sudah mulai memasuki musim panen. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengumumkan tempat yang akan dituju, tidak sebagaimana biasanya dalam peperangan yang lainnya. Rasulullah mengumumkan perang ini kepada kaum muslimin supaya mereka siap-siap menghadapinya.
Dalam keadaan yang sangat genting ini, para sahabat dan seluruh
kaum muslimin berlomba-lomba untuk memberikan bantuan dalam bentuk apapun
sebagai bentuk partisipasi mereka untuk membantu Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam.
Adalah Utsman bin Affan radhiyallahu anhu menyerahkan 300
keping uang sebanyak 1000 dinar yang diletakkan di kamar Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam, sehingga Nabi bersabda, ”Tidak akan membahayan Utsman apa
yang dilakukannya sesudahnya. ”Sedangkan Abu Bakar radhiyallahu anhu
menyerahkan semua hartanya dan adapun Umar radhiyallahu anhu menyerahkan
setengah dari hartanya. Bahkan beberapa orang dari kaum muslimin yang dikenal
dengan Al Bukaaun(orang-orang yang menangis)datang kepada Rasulullah meminta
kendaraan yang dapat mereka pergunakan untuk berjihad bersama Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam, akan tetapi Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata kepada mereka, ”Aku tidak punya
kendaraan lagi untuk membawa kalian.” Kemudian mereka kembali dengan meneteskan
airmata karena sedih tidak dapat ikut serta dalam berjihad.
Sahabat FORMALIS yang berbahagia…
Ada satu pelajaran berharga yang dapat kita petik dari penggalan
kisah di atas, yakni ”Indahnya Kebersamaan”. Ya, tak dapat dipungkiri betapa
indahnya kebersamaan para sahabat dan kaum muslimin di sisi Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam, ini terbukti dengan adanya ledakan partisipasi
yang telah mereka lakukan, bukan saja di saat perang namun berlaku dalam semua
segi kehidupan.
Nah,bagaimana dengan kita?
Sahabat FORMALIS yang berbahagia…
Sudah saatnya ledakan partisipasi
ini kita lakukan demi lancarnya roda keorganisasian FORMALIS. Mari
singsingkan baju, tinggalkan perbedaan asal muasal kita. Ingat kata orang tua
kita:
”Rebba
Sipatokkong, mali siparappe…”
Mari sama-sama berbuat demi kelancaran dakwah kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar