Rabu, 30 April 2014

LEDAKAN PARTISIPASI  

  Sejarah mencatat tentang banyaknya peperangan yang diikuti oleh Rasulullah, salah satu di antaranya adalah perang Tabuk. Perang yang berlangsung pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriah, di puncak musim panas, dan ketika orang-orang menghadapi kehidupan yang sangat sulit, dan pada saat yang sama, buah-buahan di Madinah sudah mulai memasuki musim panen. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengumumkan tempat yang akan dituju, tidak sebagaimana biasanya dalam peperangan yang lainnya. Rasulullah mengumumkan perang ini kepada kaum muslimin supaya mereka siap-siap menghadapinya.

  Dalam keadaan yang sangat genting ini, para sahabat dan seluruh kaum muslimin berlomba-lomba untuk memberikan bantuan dalam bentuk apapun sebagai bentuk partisipasi mereka untuk membantu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

  Adalah Utsman bin Affan radhiyallahu anhu menyerahkan 300 keping uang sebanyak 1000 dinar yang diletakkan di kamar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sehingga Nabi bersabda, ”Tidak akan membahayan Utsman apa yang dilakukannya sesudahnya. ”Sedangkan Abu Bakar radhiyallahu anhu menyerahkan semua hartanya dan adapun Umar radhiyallahu anhu menyerahkan setengah dari hartanya. Bahkan beberapa orang dari kaum muslimin yang dikenal dengan Al Bukaaun(orang-orang yang menangis)datang kepada Rasulullah meminta kendaraan yang dapat mereka pergunakan untuk berjihad bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, akan tetapi Nabi shallallahu alaihi wasallam  berkata kepada mereka, ”Aku tidak punya kendaraan lagi untuk membawa kalian.” Kemudian mereka kembali dengan meneteskan airmata karena sedih tidak dapat ikut serta dalam berjihad. 

   Sahabat FORMALIS yang berbahagia…

   Ada satu pelajaran berharga yang dapat kita petik dari penggalan kisah di atas, yakni ”Indahnya Kebersamaan”. Ya, tak dapat dipungkiri betapa indahnya kebersamaan para sahabat dan kaum muslimin di sisi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ini terbukti dengan adanya ledakan partisipasi yang telah mereka lakukan, bukan saja di saat perang namun berlaku dalam semua segi kehidupan.

  Nah,bagaimana dengan kita?

  Sahabat FORMALIS yang berbahagia…

  Sudah saatnya ledakan partisipasi  ini kita lakukan demi lancarnya roda keorganisasian FORMALIS. Mari singsingkan baju, tinggalkan perbedaan asal muasal kita. Ingat kata orang tua kita:


  ”Rebba Sipatokkong, mali siparappe…”

  Mari sama-sama berbuat demi kelancaran dakwah kita! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar