Rabu, 19 Maret 2014

SHABAHY VS MAWAZY


Para pembaca yang budiman,
                Akhir akhir ini ada sebuah fenomena baru yang muncul di kalangan thullabul ma’had. Fenomena tersebut adalah adanya perasaan minder dari sebagian ikhwah ketika mendapati dirinya beratributkan thalib mawazi. Dan di sisi yang lain, ada juga rongga rongga dada yang dipenuhi dengan rasa bangga karena tercatat sebagi thalib shabahy.
                Sebenarnya apa kelebihan thalib shabahy dari thalib mawazy? Apa karena mukafaahnya? Atau karena atribut shabahi itu menunjukkan bahwa pemiliknya lebih pintar, lebih baik dan lebih utama di sisi Allah? Entahlah…
                Akhi fillah,
                Munculnya perasaan seperti itu sebenarnya menjadi alarm buat kita untuk mengingatkan kembali akan tujuan kita menuntut ilmu. Apakah selama ini kita menuntut ilmu karena Allah atau karena apa dan siapa? Mungkin kita lupa sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله عز وجل لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة   رواه أبو داود
“Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang semestinya untuk mencari ridha Allah subhanahu wa ta’ala, akan tetapi ia mempelajarinya tiada lain untuk mendapatkan kekayaan dunia niscaya ia tidak akan mendaptkan aroma Surga pada hari kimat” HR. Abu Dawud.
                Cukuplah bagimu wahai penuntut ilmu bahwa apa yang engkau tekuni sekarang adalah sebaik baik ibadah di sisi Allah, karena setara denga jihad fisabillah. Suatu ketika Imam Ahmad رحمه الله   ditanya oleh seseorang, “amal apakah yang paling utama di sisi Allah?”. Lantas beliau menjawab, “menuntut ilmu jika niatnya ikhlas”. Dan perlu kita ketahui, ada banyak ikhwan kita yang  sangat menginginkan untuk belajar di kampus tercinta kita, apakah kita harus bersedih dengan keadaan kita sebagai mawazi atau apakah kita harus bangga dan mengahabiskan waktu tanpa belajar karena keadaan kita sebagai shabahi...!!!
                Akhy fillah,
                Kemampuan yang akan kita capai tidaklah ditentukan dari shabahi atau mawazinya kita, akan tetapi dari keikhlasan dan kesungguhan kita dalam belajar. Akhirnya قدر الله وما شاء فعله . Kita senantiasa yakin bahwa apa yang dituliskan Allah bagi kita itulah yang terbaik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وعسى أن تكرهواشيئا وهو خير لكم وعسى أن تحبوا شيئا وهو شر لكم والله يعلم وأنتم لا تعلمون
“dan boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal ia baik untukmu dan boleh jadi engkau mencintai sesuatu padahal jelek untukmu. Allah Maha Mengetahui sementara kalian tidak mengetahui” QS: Al Baqarah:216

                Bagi saudara saudaraku yang “dikaruniai” sebagai thalib shabahy, maka syukurilah “karunia” tersebut dengan mujahadah dalam menuntut ilmu.  Karena sesungguhnya setiap nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kita akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah swt…..!!!!



NB: FLASHBACK


Tidak ada komentar:

Posting Komentar